Dari Deradikalisasi ke Pemberdayaan: Napiter Lapas Besi Belajar Totok Punggung

2 months ago 16

CILACAP – Dalam upaya memperkuat program deradikalisasi dan pembinaan narapidana tindak pidana terorisme (napiter), Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri bekerja sama dengan Komunitas Totok Punggung Indonesia menggelar kegiatan penggalangan dan pelatihan keterampilan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Besi, Nusa Kambangan.

Kegiatan yang berlangsung di aula Wijayakusuma Lapas Besi yaitu pendekatan persuasif kepada napiter dalam rangka program deradikalisasi serta pelatihan totok punggung sebuah metode penyembuhan tradisional kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP). Kegiatan in6i disambut antusias oleh para peserta, Senin (7/7/2025).

Dalam sesi pelatihan, tim dari Komunitas Totok Punggung Indonesia memberikan materi teori dan praktik langsung mengenai teknik totok punggung, manfaatnya bagi kesehatan, serta peluang keterampilan ini sebagai bekal produktif setelah masa pidana berakhir. Peserta pelatihan yang dinyatakan lulus mendapat sertifikat resmi dari Komunitas Totok Punggung Indonesia.

Perwakilan Densus 88 menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pendekatan lunak (soft approach) terhadap para napiter, guna membangun kembali pemahaman kebangsaan, semangat kemanusiaan, dan kesiapan untuk kembali ke masyarakat secara sehat dan produktif.

“Kami ingin para napiter tidak hanya meninggalkan ideologi kekerasan, tapi juga memiliki bekal hidup yang nyata. Melalui pelatihan ini, kami ingin menumbuhkan harapan dan kepercayaan diri mereka, ” ujarnya.

Ketua Komunitas Totok Punggung Indonesia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen pihaknya dalam mendorong penyembuhan fisik dan batin, serta pemberdayaan keterampilan masyarakat, termasuk para WBP.

“Kami percaya bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua. Melalui pelatihan ini, kami ingin mereka bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya, " tuturnya. 

Kegiatan ditutup dengan penyerahan simbolis sertifikat kepada para peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan baik. Beberapa napiter yang hadir juga menyampaikan kesan positif terhadap kegiatan ini, yang mereka nilai membuka ruang dialog yang jujur dan penuh empati.

Diharapkan, kolaborasi antara aparat penegak hukum dan elemen masyarakat seperti ini dapat terus diperluas dalam rangka menciptakan proses reintegrasi sosial yang lebih bermakna dan berkelanjutan.

(Humas Lapas Besi) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |