Jasa Raharja Perkuat Budaya Sadar Risiko Lewat Risk Management Update 2025

2 months ago 15

JAKARTA – Dalam rangka memperkuat tata kelola perusahaan dan membangun budaya sadar risiko di lingkungan internal, PT Jasa Raharja menggelar Risk Management Update 2025 yang berlangsung di Kantor Pusat Jasa Raharja, Jakarta. Kegiatan ini mengusung tema “Empowering People, Strengthening Risk Culture: Dari Kesadaran Menuju Ketangguhan” dan dihadiri oleh jajaran pimpinan unit kerja, kepala kantor wilayah, serta kepala cabang dari seluruh Indonesia, baik secara luring maupun daring.

Acara ini menjadi salah satu bentuk komitmen Jasa Raharja dalam meningkatkan kesadaran manajemen risiko sebagai pilar utama dalam mendukung pencapaian visi perusahaan sebagai penyelenggara perlindungan dasar yang kompeten, profesional, dan terpercaya.

Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko Jasa Raharja, Harwan Muldidarmawan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa budaya sadar risiko harus menjadi fondasi utama setiap insan perusahaan. Di tengah dinamika dan ketidakpastian lingkungan eksternal, kewaspadaan terhadap risiko, termasuk risiko kecurangan (fraud), menjadi semakin penting.

“Risiko fraud merupakan ancaman serius yang harus diantisipasi, baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Setiap kondisi harus diidentifikasi, dianalisa, dan dimitigasi untuk menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan, ” tegas Harwan.

Ia juga menambahkan bahwa tindakan fraud tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga bisa merusak reputasi dan keberlangsungan perusahaan. Oleh karena itu, ia mendorong seluruh insan Jasa Raharja untuk menjunjung tinggi integritas serta menerapkan prinsip manajemen risiko dalam setiap lini aktivitas kerja.

Sebagai narasumber, hadir Kun Wahyu Wardana, pakar manajemen risiko, hukum, dan sumber daya manusia, sekaligus penulis buku. Dalam paparannya, Kun menyoroti pentingnya risk mindset sebagai kunci keberhasilan penerapan manajemen risiko.

“Tidak ada sistem manajemen risiko yang efektif tanpa dukungan pola pikir yang benar dari sumber daya manusianya. Risiko adalah bagian alami dari kehidupan, bukan sesuatu yang harus dihindari, tetapi dikelola dan diubah menjadi peluang, ” jelas Kun.

Kun juga mengutip pandangan David Hillson, pakar manajemen risiko global yang dikenal sebagai The Risk Doctor, bahwa setiap risiko bersifat manageable — dapat dikelola jika disikapi dengan tepat. Perspektif ini menjadi dasar dalam membentuk organisasi yang tangguh dan resilien.

Melalui forum ini, Jasa Raharja menegaskan bahwa manajemen risiko bukan sekadar prosedur teknis, melainkan budaya kerja yang harus tertanam kuat di setiap insan perusahaan. Dengan mengedepankan kesadaran, integritas, dan pola pikir resilien, Jasa Raharja berkomitmen memperkuat kapasitas internalnya untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan keberlanjutan pencapaian visi perusahaan.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |