Muhammadiyah Perluas Dakwah, PCIM Inggris Usulkan Badan Hukum dan Solusi Krisis Lansia

2 months ago 16

YOGYAKARTA - Gelombang semangat dakwah Muhammadiyah terus menggema hingga ke tanah Britania Raya. Pimpinan Pusat Muhammadiyah baru saja menerima kunjungan istimewa dari Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Inggris, Dyah Prawesti, di kantor pusat mereka di Yogyakarta pada Senin (30/6). Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan sebuah langkah strategis untuk memperkokoh jejak Muhammadiyah di kancah internasional.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, bersama jajaran pimpinan seperti dr. Agus Taufiqurrahman, M. Sayuti, dan Bambang Setiaji, menyambut hangat kedatangan Dyah. Agenda utama yang dibahas adalah upaya PCIM Inggris dalam memperluas dakwah Muhammadiyah, dengan fokus khusus pada wilayah Inggris.

Dyah Prawesti dengan penuh semangat menyampaikan pentingnya peran warga Muhammadiyah dalam menyebarkan Islam rahmatan lil alamin. Salah satu langkah konkret yang sedang diupayakan adalah pembentukan badan hukum bagi PCIM Inggris.

"Kami merasa sudah saatnya memperkuat legacy dan eksistensi di masyarakat Inggris. Jika hanya berbentuk asosiasi atau paguyuban, ruang gerak kami terbatas. Maka, pembentukan badan hukum menjadi penting agar gerakan dakwah lebih terstruktur dan diakui secara resmi di sana, " kata Dyah.

Lebih dari sekadar penguatan organisasi, Dyah juga menyoroti isu sosial yang mendesak di Inggris: krisis layanan sosial bagi warga lanjut usia. Rumah sakit kewalahan menghadapi lonjakan pasien lansia yang membutuhkan perawatan berkelanjutan, sebuah masalah yang menurut Dyah bisa menjadi ladang amal bagi Muhammadiyah.

Peluang ini disambut baik oleh Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Bambang Setiaji, yang menunjuk pada potensi besar dari lulusan keperawatan Muhammadiyah.

"Mengutip dari pernyataan Prof. Bambang dimana dalam pembahasan tadi menerangkan bahwa setiap tahun, Muhammadiyah meluluskan ribuan sarjana keperawatan. Tentu bagi saya dan kawan-kawan PCIM, ini merupakan peluang yang besar, apalagi pemerintah Inggris membuka jalur khusus bagi para caregiver. Kami melihat ini sebagai jembatan kontribusi Muhammadiyah bagi masyarakat global, " jelasnya.

Namun, jalan menuju kontribusi global ini tak selalu mulus. Dyah mengakui adanya tantangan dalam mempersiapkan kader-kader Muhammadiyah yang siap berdakwah di luar negeri.

Oleh karena itu, ia berharap PP Muhammadiyah dapat memberikan dukungan penuh, baik secara teknis maupun birokratis, untuk mempermudah proses yang direncanakan. Lebih dari itu, ia menekankan pentingnya memperluas wawasan para kader agar mampu berdakwah dalam skala global.

"Kami ingin para kader yang datang dengan segala kesibukannya dapat tetap aktif dalam berorganisasi dan berperan dalam dakwah Muhammadiyah. Untuk itu, kami memohon dukungan dari PP Muhammadiyah, baik dari sisi teknis maupun birokratis agar segala proses yang direncanakan dapat lebih mudah dijalankan, " ujarnya.

"Menjadi rahmatan lil alamin merupakan langkah nyata yang harus terus kita jalankan bersama. Kami ingin dunia merasakan manfaat dari kehadiran Muhammadiyah, dan bukan hanya dalam skala nasional saja. Maka visi global inilah yang harus terus digaungkan dan dipersiapkan untuk para kader yang akan berdakwah dan berkontribusi di luar negeri (khususnya di Inggris), " ucap Dyah.

Kunjungan ini menjadi simbol komitmen Muhammadiyah untuk terus melebarkan sayap dakwahnya, melampaui batas-batas geografis. Semangat kolaborasi dan dukungan penuh dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadi modal utama bagi PCIM Inggris untuk menjawab tantangan zaman dan menghadirkan wajah Islam yang berkemajuan di tengah masyarakat dunia. Sebuah visi yang, saya yakin, akan membawa dampak positif bagi banyak orang. (muh.or.id)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |