OPINI - Outcome-based Education (OBE) merupakan pendekatan pendidikan berbasis luaran. Dalam bahasa Indonesia, OBE disebut sebagai Pendidikan Berbasis Luaran yang berdampak (untuk membedakan output dan outcome), yang kemudian disingkat dengan Pendidikan Tinggi Berdampak atau Kampus Berdampak.
Menurut William G. Spady (1988), sebagai "the Father of OBE", tujuan utama diterapkannya OBE adalah What the Students Know and What They are able to after their learning experiences. Dengan kata lain, tujuan diterapkanya OBE bukan hanya untuk Transfer of Knowledge (ToK), tapi juga Transfer of Skill (ToS).
Dalam teori kompetensinya David Mc Clelland (1973), ia mengatakan bahwa kompetensi terdiri atas Knowledge (Pengetahuan), Skill (Keterampilan), Social Role (Peran/Sikap Sosial), Self Image (Citra Diri), Traits (Karakter), dan Motives (Tujuan dalam bersikap/bertindak). Berdasarkan uraian di atas, maka Social Role, Self Image, Traits, dan Motives bisa dirangkum dalam satu istilah, yaitu Attitude. Dengan kata lain, Kompetensi merujuk pada 3 hal utama, yaitu Knowledge Skill, dan Attitude (KSA).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kita pahami bahwa luaran yang dimaksud dalam OBE adalah Kompetensi Lulusan. Dengan kata lain, lulusan perguruan tinggi harus memiliki Knowledge, Skill, Attitude (KSA) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik masyarakat industri maupun masyarakat sosial.
Kampus berbasis Pesantren-Preneurship merupakan konsep pendidikan yang ditawarkan Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto. Melalui pendekatan ini, Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto diharapkan mampu mencetak Alumni yang bukan hanya ahli sesuai dengan keilmuannya, namun juga memiliki nilai-nilai kepesantrenan dan jiwa kewirausahaan. Dengan kata lain, kampus pesantren-preneurship adalah kampus yang mampu menumbuhkan sikap (Attitude) yang mencerminkan kepribadian seorang santri dan seorang wirausahawan.
Integrasi antara OBE dan Pesantren-Preneurship ini lah yang kemudian akan mampu menjadi peta jalan pendidikan yang bersifat futuristik, karena Output dari pendidikan ini bukan hanya mampu melahirkan lulusan yang ahli dengan keilmuannya, namun juga memiliki jiwa santri yang wirausahawan.
Secara detail, OBE akan memberikan kontribusi terhadap lulusan dalam hal keilmuan (Knowledge) dan keterampilan (Skill) berbasis program studi. Sedangkan pesantren-preneurship akan mampu memberikan kontribusi dalam hal pembentukan karakter berbasis pesantren dan kewirausahaan (Attitude) melalui Mata Kuliah dan Magang khusus berbasis kepesantrenan dan entrepeneurship.
Penulis: Dr. Hari Prastyo, S.S., M.Pd (Dosen dan Peneliti Bidang ELT di Pesantren)