Herman Djide: Potensi Desa dan Kelurahan, Hilang Jika Hanya Dipikirkan Tanpa Tindakan

4 weeks ago 12

PANGKEP SULSEL - Desa dan Kelurahan adalah sumber kekuatan bangsa yang menyimpan banyak potensi alam, budaya, dan sumber daya manusia. Namun, semua potensi itu tidak akan berarti jika hanya dipikirkan tanpa adanya aksi nyata. Terlalu banyak berpikir tanpa bertindak hanya akan membuat ide-ide besar menguap begitu saja, sementara kesempatan untuk berkembang hilang ditelan waktu.

Jika masyarakat desa hanya diam, maka peluang ekonomi akan direbut oleh pihak luar yang lebih cepat bertindak. Lahan pertanian, perikanan, hingga produk lokal bisa dikuasai oleh orang lain. Desa yang seharusnya menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri, justru hanya akan menjadi penonton. Inilah salah satu dampak paling berbahaya dari tidak adanya pengelolaan potensi desa.

Selain itu, generasi muda akan kehilangan minat untuk menetap di desa. Mereka melihat bahwa tidak ada aktivitas nyata yang bisa menjanjikan masa depan. Akhirnya, desa ditinggalkan oleh pemuda-pemuda produktif yang seharusnya menjadi motor penggerak pembangunan. Jika hal ini terus dibiarkan, maka desa hanya akan dipenuhi orang tua yang kesulitan menggerakkan aktivitas ekonomi.

Lebih jauh lagi, desa yang hanya berpikir tanpa bertindak akan tertinggal dari desa-desa lain yang aktif berinovasi. Kesenjangan sosial dan ekonomi akan semakin terlihat. Desa yang pasif akan semakin bergantung pada bantuan pemerintah, sementara desa yang aktif sudah bisa berdiri di atas kaki sendiri. Ketergantungan semacam ini hanya akan memperlemah kemandirian desa.

Potensi alam yang tidak dikelola pun bisa berubah menjadi beban. Rawa yang tidak disentuh bisa menjadi sumber penyakit, lahan tidur bisa ditelantarkan hingga akhirnya rusak, dan kearifan lokal bisa punah karena tidak diwariskan dalam bentuk nyata. Diam tanpa tindakan bukan hanya membuat potensi tidak berkembang, tetapi juga merusak yang sudah ada.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat desa untuk berani melangkah, meskipun hanya dengan langkah kecil. Tidak perlu menunggu program besar atau bantuan besar, yang terpenting adalah memulai. Mulai dari mengelola kebun bersama, membuat produk lokal sederhana, hingga memanfaatkan teknologi digital untuk promosi, semua itu sudah merupakan langkah maju yang nyata.

Kalau potensi desa hanya dipikirkan tapi tidak dikelola dengan nyata, dampaknya ke depan bisa cukup serius. Beberapa hal yang mungkin terjadi adalah:

1. Potensi hilang begitu saja

Sumber daya desa seperti lahan, hasil pertanian, perikanan, atau kerajinan bisa terbengkalai. Akhirnya peluang ekonomi hilang, bahkan bisa dikuasai pihak luar yang lebih cepat bertindakan

2. Generasi muda tidak tertarik tinggal di desa

Jika desa tidak berkembang, anak-anak muda akan memilih merantau. Lama-lama desa kehilangan tenaga produktif, hanya menyisakan orang tua yang sulit menggerakkan aktivitas ekonomi.

3. Kesenjangan semakin lebar

Desa yang tidak bergerak akan tertinggal jauh dibanding desa lain yang aktif berinovasi. Hasilnya, kesenjangan sosial dan ekonomi makin terasa.

4. Ketergantungan pada pihak luar

Tanpa pengelolaan mandiri, desa akan selalu menunggu bantuan pemerintah atau orang luar. Padahal kalau potensinya dikelola, desa bisa mandiri dan tidak bergantung.

5. Lahan dan sumber daya rusak

Potensi yang tidak dikelola justru bisa menjadi beban. Misalnya rawa yang dibiarkan bisa menjadi sarang penyakit, atau lahan kosong bisa berubah jadi kawasan yang tidak produktif.

6. Hilangnya identitas dan kearifan lokal

Potensi budaya, tradisi, atau produk lokal bisa punah jika tidak dikelola sekarang. Lama-lama masyarakat desa kehilangan ciri khasnya.

7. Kesempatan emas terlewatkan

Zaman sekarang penuh peluang: wisata desa, pertanian organik, produk lokal, digitalisasi UMKM. Kalau hanya diam berpikir tanpa bertindak, peluang emas itu akan direbut orang lain, dan desa tetap jalan di tempat.

👉 Jadi, berpikir itu penting, tapi kalau tidak diikuti aksi nyata, desa tidak akan maju. Lebih baik memulai langkah kecil hari ini daripada terus menunggu momen yang sempurna.

Pangkep 23 Agustus 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |