PAPUA - Di tengah lanskap alam Papua yang mempesona, namun penuh tantangan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) berdiri kokoh sebagai garda terdepan dalam mendukung percepatan pembangunan kesejahteraan di wilayah ini. Mengemban amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020, TNI bukan hanya hadir sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai fasilitator pembangunan dan jembatan komunikasi antara pemerintah pusat dan masyarakat Papua. Kamis 29 Mei 2025.
Inpres 9/2020 menjadi landasan hukum yang memberikan wewenang kepada TNI untuk menjalankan tiga tugas utama, yaitu:
1. Menjaga keamanan di wilayah Papua.
2. Mendukung pemerintah daerah dalam penyediaan layanan dasar.
3. Membangun komunikasi sosial yang inklusif antara pemerintah dan masyarakat.
Melalui penempatan satuan-satuan tugas (satgas) di berbagai wilayah, TNI telah aktif berkontribusi pada terciptanya stabilitas dan kondusivitas yang dibutuhkan untuk memajukan pembangunan di Papua.
Keamanan: Pilar Utama Pembangunan
Stabilitas keamanan merupakan prasyarat utama bagi keberhasilan pembangunan di Papua. TNI memahami sepenuhnya pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh masyarakat Papua, terutama dalam menghadapi tantangan dari Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang sebelumnya dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelompok ini terus menebar ancaman dengan tindakan kekerasan yang mengganggu stabilitas dan mengintimidasi warga, baik masyarakat lokal maupun warga asing yang berkontribusi dalam pembangunan.
Salah satu insiden yang menyoroti ancaman ini adalah pembunuhan Glen Malcolm Conning, warga Selandia Baru yang merupakan pilot helikopter PT Intan Angkasa Air Service, pada 5 Agustus 2024. Serangan ini menambah daftar panjang tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis yang mengancam keberlangsungan proyek-proyek pembangunan yang vital bagi masyarakat Papua.
Namun, TNI segera merespons dengan cepat dan tanggap, salah satunya adalah dengan mengevakuasi jenazah Pilot Glen tanpa menunggu permintaan dari pihak keluarga atau pemerintah Selandia Baru. Tindakan kemanusiaan ini menunjukkan komitmen TNI untuk melindungi semua warga yang berada di wilayah Papua, tanpa memandang kewarganegaraan.
Tantangan dan Prestasi: Pembebasan Sandera
Tak hanya itu, TNI juga berhasil membebaskan Kapten Pilot Phillip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang disandera oleh kelompok separatis pada 21 September 2024. Pembebasan sandera ini menjadi bukti nyata bahwa TNI memiliki kemampuan dan komitmen tinggi dalam menjaga keamanan serta melindungi warga negara Indonesia maupun asing yang terlibat dalam kegiatan pembangunan di Papua.
Pernyataan Panglima Habema
Panglima Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, mengungkapkan,
"Keamanan merupakan fondasi penting bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat Papua. TNI dan Polri memahami betul hal ini, dan terus berupaya menjaga stabilitas keamanan di seluruh wilayah Papua. Tidak hanya fokus pada penindakan terhadap kelompok separatis, TNI juga aktif melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan. Dengan membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, diharapkan tercipta sinergi yang kuat dalam menjaga keamanan dan mendukung percepatan pembangunan di Papua."
Kesimpulan: TNI, Pilar Pembangunan Papua
Sebagai garda terdepan, TNI tidak hanya berperan dalam menjaga keamanan, tetapi juga memainkan peran krusial dalam mempercepat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Papua. Dengan keberadaan satgas-satgas TNI yang aktif di lapangan, TNI terus menjalankan tugasnya dengan profesional dan penuh tanggung jawab, mewujudkan Papua yang aman, damai, dan berkembang.
TNI melalui pengamanan, pembangunan sosial, dan komunikasi inklusif terus berkomitmen mendukung tercapainya cita-cita pembangunan di Papua, menjadikan daerah ini semakin maju, sejahtera, dan berkeadilan.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono