Alibaba Siapkan Chip AI Sendiri, Tantang Dominasi Nvidia

1 week ago 8

TEKNOLOGI - Di tengah gejolak geopolitik yang membatasi akses terhadap teknologi tercanggih, raksasa e-commerce Tiongkok, Alibaba, mengambil langkah strategis dengan mengembangkan chip kecerdasan buatan (AI) baru. Keputusan ini muncul setelah Amerika Serikat memberlakukan larangan terhadap Nvidia, pemain utama chip AI global, untuk mengekspor produk terkuatnya, Blackwell, ke Tiongkok. Langkah AS ini didasari oleh kekhawatiran terhadap keamanan nasional dan ekonomi mereka.

Meskipun AS belakangan sedikit melonggarkan kebijakan dengan mengizinkan ekspor chip H20 dari Nvidia, chip Blackwell tetap berada di bawah pembatasan ketat. Situasi ini semakin diperumit dengan laporan bahwa Tiongkok sendiri telah meminta perusahaan teknologi lokalnya untuk menghentikan pembelian chip dari Nvidia, dengan alasan isu keamanan yang serupa.

Bagi Alibaba, pengembangan chip bukanlah hal baru. Perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma ini telah merilis chip Hanguang 800 pada tahun 2019 dan memiliki unit desain semikonduktor tersendiri yang dikenal sebagai T-head. Ambisi Alibaba di ranah AI terlihat jelas dari rencana investasi besar senilai setidaknya 45 miliar euro dalam tiga tahun ke depan.

Nvidia, dengan semikonduktor terkuatnya, saat ini mendominasi pasar chip AI global. Perusahaan lain, termasuk Alibaba dan Huawei yang juga aktif mengembangkan chip AI-nya sendiri, serta Cambricon yang digadang-gadang sebagai calon juara AI Tiongkok berikutnya, masih memerlukan waktu untuk mengejar ketertinggalan.

Untuk saat ini, Alibaba akan tetap mengandalkan kombinasi chip internal dan pasokan dari perusahaan lain, termasuk Nvidia. Detail mengenai chip AI baru Alibaba masih diselimuti misteri.

Menariknya, CEO Nvidia, Jensen Huang, mengungkapkan bahwa perusahaannya tengah mendiskusikan potensi chip komputer baru yang dirancang khusus untuk pasar Tiongkok dengan pemerintahan AS.

"Saya menawarkan produk baru ke China untuk data center AI sebagai kelanjutan dari H20, " ujar Huang saat berada di Taiwan.

Huang menambahkan, keputusan akhir tentu saja berada di tangan pemerintah Amerika Serikat. "Dan kami sedang berdialog dengan mereka, tetapi masih terlalu dini untuk mengetahuinya, " katanya lebih lanjut.

Huang juga sempat melontarkan peringatan kepada pemerintah AS, bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok berpotensi mengisi kekosongan pasar chip AI jika Nvidia tidak diizinkan untuk terus melakukan penjualan di sana. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |