TEKNOLOGI - Di tengah euforia mengenai potensi kecerdasan buatan (AI) yang akan meringankan beban manusia, CEO Nvidia, Jensen Huang, menyajikan pandangan yang justru berlawanan. Ia berargumen bahwa alih-alih menciptakan era bersantai, AI justru akan memicu gelombang kesibukan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Huang menyampaikan pandangannya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Fox Business, yang kemudian dikutip oleh KompasTekno. Ia menolak gagasan bahwa AI dan robot akan mengantarkan manusia pada kehidupan yang lebih santai, seperti yang sering diutarakan oleh tokoh seperti Elon Musk. Menurut Huang, kemajuan teknologi ini justru akan membuka pintu bagi ide-ide segar dan pekerjaan-pekerjaan baru yang menuntut perhatian lebih.
"Setiap kali saya menunggu pekerjaan selesai, selalu ada ide baru yang muncul. Jadi, justru saya melihat kita akan lebih sibuk di masa depan, " ujar Huang dalam wawancara tersebut, Selasa (2/9/2025).
Prediksi Huang didasarkan pada pengamatannya terhadap potensi robotika yang akan merambah hampir setiap aspek kehidupan. Ia membayangkan rumah sakit di mana robot akan menjadi asisten bedah yang presisi, pabrik-pabrik yang sepenuhnya terotomatisasi dalam merakit produk, hingga sektor pertanian di mana robot mengambil alih tugas pengolahan lahan dan panen.
Dengan visi tersebut, Huang yakin bahwa setiap lini industri akan mengadopsi sistem berbasis AI dan robot. Nvidia, sebagai pemimpin dalam teknologi komputasi, siap menjadi motor penggerak utama di balik revolusi ini, menyediakan 'otak' bagi seluruh sistem tersebut.
Muncul pertanyaan krusial: Mampukah peningkatan produktivitas yang dibawa AI mendorong penerapan pola kerja empat hari seminggu? Huang mengakui kemungkinan itu ada, namun ia mengingatkan bahwa ini bukan berarti pengurangan beban kerja secara otomatis. "Semakin produktif kita, semakin banyak pula ide baru yang bisa digarap, " katanya.
Artinya, peningkatan efisiensi berkat AI memang berpotensi membuka ruang untuk waktu luang yang lebih banyak. Namun, secara paradoks, hal tersebut juga dapat memicu kesibukan baru karena munculnya berbagai peluang inovatif yang menunggu untuk dieksplorasi.
Huang menekankan bahwa setiap lompatan teknologi selalu diikuti oleh pergeseran fundamental dalam cara manusia bekerja. Ia secara tegas menyatakan bahwa AI akan mengubah lanskap pekerjaan secara keseluruhan. "Kita dulu bekerja tujuh hari seminggu, lalu berubah jadi lima hari. Beberapa pekerjaan akan hilang, banyak pekerjaan baru akan muncul dan diciptakan. Tapi yang pasti, setiap pekerjaan akan berubah akibat AI, " tuturnya.
Ia menambahkan bahwa kualitas hidup manusia diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Meskipun beberapa pekerjaan tradisional mungkin menghilang, gelombang pekerjaan baru yang belum terbayangkan akan bermunculan.
Mengenai konsep 'duduk manis sambil digaji pemerintah' yang pernah diutarakan Musk, Huang menegaskan bahwa hal tersebut lebih merupakan ranah kebijakan politik daripada isu teknologi. Peran Nvidia, di bawah kepemimpinannya, adalah fokus pada pengembangan dan penyediaan teknologi, bukan perancangan kebijakan sosial. (PERS)